Grafik Harga Dinar

Grafik Harga Dinar
25H Live Dinar Price Meter

Perencana Keuangan : Investasi Pasif

Untuk melindungi harta Anda dari perampok yang bernama inflasi, apa yang harus dilakukan ? Inflasi harus dilawan karena jika tidak kita akan dimiskinkan tanpa pernah menyadarinya.
Bagaimana Anda memproteksi harta yang susah payah Anda dapatkan dengan bekerja 8 hingga 10 jam per hari dari ketidakpastian situasi ekonomi di masa mendatang? Krisis kecil 3-5 tahunan. Krisis besar 10 tahunan. Nilai tukar rupiah yang melemah. Inflasi yang melibas janji-janji keuntungan dari bank bernama bunga.
Jika bulan ini Anda mendapatkan bonus dari perusahaan karena prestasi Anda yang baik selama setahun lalu sebesar Rp 5 juta, di situasi Anda tak perlu bayar hutang (karena telah ada alokasi dana lain), dan murni akan Anda simpan dana itu, akan dikemanakan uang tersebut ? Atau bagi para istri, kemana akan disimpan kelebihan uang perjalanan dinas suami senilai Rp 1 juta yang diamanahkan kepada Anda selaku manajer investasi di keluarga ? Atau yang masih pelajar dan ingin belajar investasi, akan disimpan atau diinvestasikan kemana bonus Rp 500 ribu ‘angpau’ saat lebaran dari keluarga dan kerabat Anda ?
Kembali bahwa jenis tabungan atau investasi haruslah yang mampu mendahului kencangnya laju inflasi. Prinsip pengelolaan keuangan dengan cara investasi atau menabung sebetulnya adalah menunda kenikmatan untuk hasil yang lebih besar di masa mendatang, atau menunda konsumsi untuk tujuan investasi.
Investasi atau menabung untuk memperkuat kondisi ekonomi rumah tangga adalah menyimpan nilai atau manfaat uang untuk digunakan suatu saat di masa depan. Jadi intinya satu : nilai manfaat di masa datang haruslah lebih besar dibanding saat ini.
Nah, kembali ke persoalan awal, Anda kemanakan Rp 5 juta, Rp 1 juta dan Rp 500 ribu tadi?
Kita akan abaikan jenis investasi aktif yakni berbinis langsung, baik sebagai pelaku maupun sebagai pemodal karena pembahasan kita adalah tentang cara termurah dan termudah bagi siapapun untuk berinvestasi sekaligus melindungi hartanya. Sebetulnya pilihan investasi aktif dengan berbisnis ini adalah yang terbaik untuk dipilih dan bagi yang belum suatu saat Anda perlu coba, karena banyak benefit lain selalu financial return dengan cara investasi riil seperti ini (misalnya : melatih ikhtiar dan tawakkal, efek sosial dengan membuka lapangan kerja, efek ekonomis yaitu bergeraknya perekonomian). Belum lagi janji luasnya rizki bagi pebisnis sebagaimana sabda Rasulullah, “Pintu rizki ada 20, 19 untuk pedagang dan 1 pintu untuk orang yang menggunakan ketrampilan tangannya (pekerja atau karyawan).”
(Rasul kita adalah pedagang dan ulama bahkan mengatakan bahwa berdagang dan berbisnis adalah salah satu cabang jihad yang besar pahalanya. Semangat ini harus terus digelorakan, dan akan kita bahas khusus di lain kesempatan). Kemudian perencana keuangan mengajarkan untuk memilih investasi pasif yang hasilnya bisa melebihi tingkat inflasi, dengan 3 alternatif yang bisa dipilih : saham, properti, atau emas.
Saham
Saham mungkin menarik. Keuntungan yang didapat hingga 5 – 7 kali lipat dalam 5 tahun. Tapi investasi saham memerlukan ketrampilan khusus untuk menilai fundamental dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan yang sahamnya kita beli. Dengan bekal pengetahuan seadanya, kita bisa merugi hingga modal jadi nol dalam waktu singkat. Berinvestasi saham juga melebihi merawat bayi, perlu perhatian khusus, konsentrasi penuh, hingga tak bisa tidur. Yang jelas kasihan Anda yang hanya punya dana lebih Rp 5 juta, Rp 1 juta dan Rp 500 ribu, karena investasi saham tak bisa dimulai dengan angka sekecil itu.
Property
Bagaimana dengan property ? Investasi berupa rumah tinggal, apartemen, ruko, kavling tanah juga menggiurkan. Keuntungan bisa mencapai 15% per tahun. Apalagi di lokasi strategis untuk perkantoran maupun ramai penduduk. Tapi apa yang bisa kita lakukan dengan Rp 5 juta, Rp 1 juta dan Rp 500 ribu? Kita tak bisa membeli tanah 1x1 meter square karena tak ada jualan property dengan ‘pecahan’ sekecil itu.
Emas
Pilihan terbaik adalah emas. Tak perlu Rp 5 juta atau Rp 1 juta, bahkan dengan Rp 500 ribu kita sudah bisa berinvestasi sekaligus melindungi harta kita. Emas adalah investasi sekaligus untuk hedging (lindung nilai) harta terbaik. Nilai emas jika ditakar dengan mata uang kertas naik rata-rata 25% per tahun, bahkan dihitung sejak krisis terjadi awal 2009 lalu saat ini nilai emas telah naik 40%. Dalam 10 tahun, kenaikannya 414%. Baca juga "Emas di mata para ahli". Selain itu pecahan emas hingga 0,5 gram bisa kita dapatkan dengan mudah, artinya dengan dana lebih sebesar Rp 200 ribu pun kita bisa menyimpan dalam bentuk yang memberi hasil maksimal.
Anak-anak kita pun mulai bisa diajarkan sejak awal untuk berinvestasi dengan benar. Emas adalah kandungan intrinsik Dinar, mata uang asli Islam. Edukasi tentang Dinar bisa dimulai juga dari sini. Murah, mudah, serta liquid jika kita membutuhkan dana segar dengan cepat.
Wallahua'lam
________________________________
Catatan :
Kemana tabungan dan deposito ? Keduanya tak kita singgung sama sekali karena kita sadari cara menyimpan seperti itu merugikan diri sendiri. Semenjak 1998, bank di negeri ini menggeser sumber penghasilannya berbasis fee (fee based income). Selain dari penghasilan bunga kredit, bank memaksimalkan pendapatan dari pengelolaan rekening, serta jasa transaksi (misalnya transfer) yang bisa dikutip langsung dari nasabah. Pada saldo tertentu, tabungan kita di bank tidak menghasilkan apa-apa alias hasilnya nol persen.
Deposito mungkin lebih tinggi tingkat bagi hasilnya, tapi kenyataan bahwa tingkat hasil per tahunnya 6 – 8% (sementara inflasi rata-rata 10%), ditambah dana kita terikat (tak bisa fleksibel untuk transaksi) maka deposito lebih layak diabaikan sepenuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar