Grafik Harga Dinar

Grafik Harga Dinar
25H Live Dinar Price Meter

Masihkah Kita Percaya Uang Kertas


Tulisan ini intinya ingin menunjukkan (lagi) fakta seputar MATA UANG KERTAS vs MATA UANG HAKIKI (Mata uang kertas diwakili Rupiah dan US Dollar. Mata uang hakiki adalah Dinar Emas), dan mengapa merencanakan masa depan financial menggunakan basis mata uang kertas adalah MUSTAHIL. Dan sebaliknya, mengapa Dinar bisa ?

MATA UANG KERTAS (atau mata uang fiat / palsu) :
1. Selama 40 tahun terakhir, rupiah mengalami penurunan nilai rata-rata 8% per tahun
2. Selama 40 tahun terakhir, US Dollar mengalami penurunan rata-rata 5% per tahun
3. Inflasi tertinggi di Indonesia dalam 10 tahun terakhir adalah 78% pada tahun 1998, dan 2% pada 1999.
4. Dengan asumsi inflasi 10% per tahun, biaya hidup kita dalam rupiah akan meningkat setinggi 573% dalam 20 tahun mendatang. Jika Anda seorang pada usia kerja, 20 tahun kemudian adalah saat Anda pensiun. Saat secara fisik dan intelektualitas Anda turun, beban hidup Anda berlipat jauh meningkat.

MATA UANG HAKIKI (Dinar Emas dan Dirham Perak) :
1. Selama 40 tahun terakhir, nilai Dinar (emas) mengalami kenaikan rata-rata 28,73% per tahun terhadap Rupiah, dana 10,12% per tahun terhadap US Dollar.
2. Bukti kuat hadits Rasulullah SAW tentang nilai seekor kambing sama dengan satu Dinar, 1400 tahun lalu hingga sekarang tetap terbukti. Dinar ibarat kapal yang berlayar di lautan dengan ombak yang tak menentu, tapi tetap terbukti menyesuaikan dengan nilai barang-barang dan jasa pada saat dibutuhkan.
3. Selama 60 tahun terakhir, daya beli Dinar terhadap minyak adalah tetap (bahkan cenderung turun)

Jika Anda menganggap bahwa toh di masa lalu dan sekarang, ada orang yang bisa kaya dan berlebih hartanya dengan basis pengelolaan harta berupa uang kertas dan bukan menggunakan mata uang hakiki yaitu DINAR dan DIRHAM, maka perhatikanlah bahwa hanya berapa persen orang di bumi ini yang hidup dalam standar tinggi seperti itu?

Amati daftar 500 orang terkaya di dunia, seberapa besar pergeseran terjadi dari tahun ke tahun ? Hampir tidak ada yang keluar atau masuk, yang terjadi hanya pergeseran peringkat saja. Artinya kekayaan hanya berputar di orang-orang yang sama.

Tidak perlu jauh melihat pula, seberapa banyak kekayaan orang-orang kaya di negeri kita menetes dan berputar di lingkungan di level ekonomi di bawahnya?

Seberapa banyak perusahaan yang mampu memberikan 2% saja kenaikan gaji diatas tingkat inflasi per tahun (artinya kenaikannya harus 12%, karena inflasi adalah 10% rata-rata) ? Jika kenaikan gaji yang diterima karyawan adalah 10%, bukankah itu sama saja karyawan tidak lebih sejahtera dari waktu ke waktu?

Atau amati daftar negara kaya dan bagaimana mereka masuk menguasai sumber daya di banyak negara yang terlilit hutang. Sebuah kemiskinan dan pembodohan yang didesain sedemikian rupa sehingga belitan hutang dijadikan dasar masuknya kepentingan asing.

Karena outcome ekonomi Islam adalah keseimbangan, keadilan dan kesejahteraan, maka pesan utama tulisan ini adalah terus memberi penyadaran, bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk :
- Melindungi harta hasil jerih payahnya dari kehancuran nilainya (lihat poin diatas tentang depresiasi nilai mata uang kertas, dan inflasi yang harus dihadapi harta kita jika disimpan dalam bentuk tabungan, deposito, dan lainnya)
- Mengelola hartanya untuk terus tumbuh dan berkembang

Dinar dan Dirham adalah jawabannya.

Sembari menunggu datangnya waktu suatu saat nanti Dinar menjadi alat tukar (medium of exchange), maka sekarang yang bisa kita lakukan adalah menjadikan Dinar sebagai unit of account dan store of value.
Insha Allah.

Allahua’lam

Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar