Grafik Harga Dinar

Grafik Harga Dinar
25H Live Dinar Price Meter

Mengenal Lebih Jauh Bretton Woods


Melanjutkan artikel sebelumnya “Mengenal Lebih Jauh The Fed”, kali ini kita tambah pengetahuan kita untuk mengenal lebih jauh “BRETTON WOODS”. Keduanya berkaitan. Sekali lagi, selain belajar ilmu yang baik, kita perlu juga mengenal hal-hal buruk / jahil untuk bekal menghindari serta bersiap mengatur taktik menghadapinya.

Bretton Woods bisa disebut perjanjian / kesepakatan untuk menjalankan sebuah system. Dinamai Bretton Woods karena kesepakatan ini, yang dihadiri 730 orang wakil dari 44 negara, ditandatangani di Hotel Mount Washington di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat pada 1944.

Dalam system ini disepakati bahwa US Dollar berperan sentral dalam system moneter dunia. Dollar AS bisa dijadikan sebagai cadangan devisa. Selain itu, yang perlu ditulis tebal adalah ini : system ini menetapkan bahwa untuk setiap pencetakan USD 35 equal dengan satu ons emas sebagai backup. Bretton Woods menandai dimulainya era FIXED EXCHANGE RATE dengan backup emas.

**

Inisiatif untuk menjalankan kesepakatan dengan system ini sebetulnya diawali dengan menangnya Amerika di sebagian besar Perang Dunia II. Setelah banyak terjadi kekacauan moneter yang dimulai jauh pada abad 18 dan 19, berlanjut hingga Perang Dunia I, system ini diharapkan menjadi solusi. Yang perlu dicatat, Amerika sesungguhnya terimbas luar biasa oleh krisis besar yang disebut Great Depression pada tahun 1930-an dan berlanjut hingga mendekati akhir Perang Dunia II.

Sebagai penggagas Bretton Woods, bisa diduga hasilnya akan menguntungkan Amerika.

**

Secara perlahan tapi pasti, kesepakatan yang digagas Amerika ini dilanggarnya sendiri. Untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan belanja militer Presiden Johnson, The Fed ternyata mengeluarkan uang melebihi kemampuan cadangan emasnya. Lalu satu isi kesepakatan yang membolehkan negara penandatangan untuk menyetarakan uangnya dengan emas juga mulai diingkari. Negara-negara pemegang Dollar tidak bisa serta merta menukarnya dengan emas, tentu saja karena emasnya tak cukup tersedia. Pada saat itu, Amerika hanya memiliki 22% cadangan emas dari yang seharusnya mereka miliki.

Lalu gelombang penolakan dan protes terjadi. Perancis dan Spanyol mulai menukarkan cadangan Dollarnya kembali ke emas sehingga cadangan emas Amerika terkuras (lebih detail, silakan baca artikel  “Kita Tak Berteriak Sendirian”).

Waktu berlalu, praktis hanya Jerman saja yang waktu itu “setia” dan bertahan menyimpan Dollarnya.

**

Pada tahun 1971, Amerika secara sepihak memutuskan untuk tidak lagi mengaitkan Dollarnya dengan cadangan emas yang mereka miliki, karena mereka sudah menyerah dan angkat tangan. Kejadian yang disebut Nixon Shock tanggal 15 Agustus 1971 itu telah membuat seluruh mata uang di dunia, termasuk Dollar yang menjadi sentral, tidak bisa lagi kita anggap memiliki nilai. Mata uang itu jadi ‘cek kosong.’

Empat bulan setelah kejadian itu, pada 18 Desember 1971, Smithsonian Agreement dikeluarkan. Perjanjian yang diteken bersama negara-negara industry G10 inilah yang kemudian secara resmi mengakhiri era FIXED EXCHANGE RATE yang ditetapkan dalam Bretton Woods menjadi FLOATING EXCHANGE RATE yang harus diikuti oleh seluruh negara anggota IMF (yang selalu gagal menjalankan fungsinya), termasuk Indonesia, hingga sekarang.

Terlepas dari apakah sesungguhnya seluruh proses di atas (termasuk krisis dan hancurnya ekonomi Amerika sendiri) adalah bagian dari scenario besar penguasaan dunia oleh segelintir orang (baca “Mengenal Lebih Jauh Siapakah The Fed” dan kita tahu siapa di belakangnya, tangkap juga makna “Smithsonian” dalam “Smithsonian Agreement”) atau terjadi begitu saja, apa dampak langsungnya pada dunia dan Indonesia sudah bisa dibayangkan.

Dalam kalimat sederhana, dampak langsungnya adalah Penjajahan Ekonomi yang berujung pada ketidak adilan.

Allahua'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar