Grafik Harga Dinar

Grafik Harga Dinar
25H Live Dinar Price Meter

Harga Sedang Tinggi. Jual saja emasnya?

Emas sedang benar-benar perkasa 3 pekan terakhir ini. Berkebalikan dengan USD yang sedang benar-benar loyo, bahkan posisinya terhadap Yen Jepang terendah dalam 15 tahun.

Karena begitu mencemaskannya kondisi ekonomi AS - angka pengangguran dan pencetakan uang-uang baru, dan jatuhnya negara-negara Eropa dalam jurang hutang yang makin dalam, beberapa negara yang diinisiasi Jerman kemudian menghentikan penjualan emasnya, dan memilih berlindung dibalik ‘Safe Haven’ itu.

Alhasil karena makin seretnya supply, ini mendorong harga emas makin tinggi. Ketika saya buat tulisan ini, emas diperdagangkan di USD 1.318/ troy ounce, rekor tertingginya selama ini. Tepat 10 tahun lalu, emas dihargai USD 200/troy ounce lebih sedikit atau Rp 57.000 per gram. Saat ini, per Jumat kemarin, situs Logam Mulia menunjukkan harga Rp 381.000 per gram untuk pecahan terbesarnya yakni 1.000 gram.

Banyak orang termasuk George Soros mengatakan harga emas menggelembung begitu cepat dan bersiap meletus. Mereka lupa bahwa emas adalah komoditas, yang gerak naik-turunnya, selain terkait berbagai pemicu dan sentimen eksternal, juga terikat pada dirinya sendiri, yakni supply-demand yang mengenai dirinya. Komoditas relatif ‘steril’ dari gelembung / bubble, berbeda dengan sektor finansial.

Tahun 2006, para ahli mengatakan hal yang sama. Gold Bubble, ketika meletus diperkirakan harga kempes. Hingga kini itu tak pernah terjadi. Yang terjadi 2 tahun setelahnya, bubble ekonomi itu meletus di AS dipicu macetnya kredit perumahan.

15 tahun lalu, tiga tahun sebelum krisis moneter terjadi, para ahli mengatakan hal yang sama. Beberapa saat sebelum krisis moneter itu pula, Agustus 1997, kita menyaksikan emas dihargai Rp 27.100 per gram.
Harga itu, yang kita ingat, adalah harga termurah sampai dengan saat ini.

Di sisi lain banyak analis yang mengatakan bahwa harga emas, jika menyentuh USD 1.350/troy ounce pada akhir Oktober, ia akan melaju lebih tinggi lagi hingga USD 1.500 pada Desember nanti, atau naik 13% dibandingkan saat ini. 16 dari 22 pedagang emas besar yang disurvey oleh Bloomberg juga mengatakan pekan depan harga emas akan naik, dan masih akan terus naik.

Dan Dinar, meski tak diperdagangkan di Sabtu pagi, price meternya telah menyentuh Rp 1.640.370. Titik tertingginya pula.

Akhir-akhir ini pun, melalui Twitter, YM dan bertemu langsung, saya mendengar 2 pertanyaan paling heboh :
-         Harga emas sedang tinggi, apakah sekarang saatnya menjual ?
-         Harga emas sedang tinggi, apakah saat yang tepat untuk membeli ?

Dan dua pertanyaan ‘sederhana’ itu tak perlu dijawab dengan analisis dan prediksi-prediksi. Jawabannya berpulang pada Anda. Apa motif jual dan beli emas atau Dinar Anda ?

Jika Anda sudah simpan minimal setahun dan merasa telah merasakan keuntungan dari naiknya harga emas itu, kemudian ada objek investasi lain yang lebih menguntungkan, misalnya investasi riil dalam bentuk rumah makan, Anda tak perlu pikir panjang lagi. Lepas emas Anda sejumlah yang diperlukan lalu re-investasi di tempat lain. Jika Anda jual atau gadaikan emasnya, hanya karena merasa bahwa keuntungan berlipat dibanding pertama kali Anda investasikan, kemudian tak tahu akan diapakan dana itu, lebih baik tak perlu Anda jual.

Sama halnya bagi Anda yang menyimpan emas atau Dinar itu untuk cadangan dan berjaga-jaga. Misalnya biaya pelunasan sekolah anak Anda yang masuk kuliah S-2. Anda sedang butuh, maka jual saja. Dengan motif cadangan ini, maka saat yang tepat menjual emas adalah SAAT DIBUTUHKAN.

Pertanyaan satu lagi, apa di saat harga sedang tinggi begini adalah saat yang tepat membeli emas? Ilmu masa depan hanya milik Allah, dan jika motif Anda adalah investasi minimal 1 tahun, maka tak ada kata terlambat – tak ada kata terlalu cepat – tak kenal kata ‘waktu yang salah’, untuk investasi pasif dalam bentuk emas / Dinar. Mengapa? Cukuplah kita tengok data puluhan tahun, dimana emas menunjukkan kenaikan terus menerus, secara rata-rata diatas 20% per tahun. Pada 2010 saja, per akhir September emas telah naik 17,96%.

Wallahua’lam

Wassalam
Written by Endy Junaedy Kurniawan