Grafik Harga Dinar

Grafik Harga Dinar
25H Live Dinar Price Meter

Kelantan Resmi Gunakan Mata Uang Islam Selain Ringgit


Kelantan Resmi Gunakan Mata Uang Islam Selain Ringgit
Kamis, 12 Agustus 2010, 16:31 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR: Sebuah negara bagian di Malaysia Kamis meluncurkan Dinar dan Dirham Islam sebagai mata uang alternatif, yang memungkinkan koin emas dan perak untuk digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di samping uang kertas konvensional.

Pihak berwenang di negara bagian Kelantan utara, yang diperintah oleh partai oposisi Islam PAS, mengatakan mata uang Islam akan digunakan di banyak toko di wilayah itu, selain mata uang nasional, Ringgit.

"Kami memiliki lebih dari 1.000 toko-toko yang telah mendaftar ke kampanye kami dan setuju untuk menerima Dinar dan Dirham untuk pembelian barang," kata Menteri Kabinet Negara Husam Musa pada AFP.

Dia mengatakan sebuah papan penanda telah didirikan di pasar utama di ibukota negara bagian Kota Bharu untuk menampilkan tabel konversi antara dinar dan ringgit, dan toko-toko yang berpartisipasi akan menampilkan stiker untuk mendorong orang untuk menggunakan koin.

"Tanggapannya sangat positif dan semua uang yang senilai 2,0 juta ringgit (629 ribu dolar AS) telah terjual habis di peluncuran hari ini," kata Husam, yang bertanggung jawab atas perencanaan ekonomi dan keuangan.

Menurut hukum Islam, satu Dinar senilai 4,25 gram emas, sedangkan Dirham adalah 3,0 gram perak murni. Sebuah koin emas yang setara dengan sekitar 582 ringgit (183 dolar) sedangkan koin perak bernilai sekitar 13 ringgit, tetapi nilai-nilai mereka berfluktuasi sesuai dengan harga pasar.

Husam mengatakan mata uang Dinar dan Dirham juga dapat digunakan berurusan dengan lembaga-lembaga pemerintah negara, seperti membayar "zakat", atau sedekah bagi kaum miskin.

Sebelumnya, rencana penggunaan mata uang Islam ini menuai perdebatan yang panjang di Malaysia, sebuah negara mayoritas Muslim dengan komunitas besar etnis Cina dan India. Mantan Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi, yang dipromosikan Islam moderat yang menekankan pembangunan ekonomi dan ilmiah, menolak proposal penggunaan mata uang ini.

Tapi pendahulunya, Mahathir Mohamad, adalah seorang penganjur sistem Dinar dan mendesak negara-negara Islam untuk menggunakannya sebagai instrumen perdagangan. Perdebatan itu mereda sejak saat ini Perdana Menteri Najib Razak berkuasa tahun lalu memberi lampu hijau bagi penggunaan mata uang ini.

Investasi Dinar, Lantakan atau Perhiasan?


Ketiga-tiganya tentu memiliki kesamaan karena bahannya memang sama. Kesamaan tersebut terletak pada keunggulan investasi tiga bentuk emas ini yaitu semuanya memiliki nilai nyata (tangible), senilai benda fisiknya (intrinsik) dan nilai yang melekat/bawaan pada benda itu (innate). Ketiga keunggulan nilai ini tidak dimiliki oleh investasi bentuk lain seperti saham, surat berharga dan uang kertas.

Default value (nilai asal) dari investasi emas tinggi – kalau tidak ada campur tangan berbagai pihak dengan kepentingannya sendiri-sendiri otomatis nilai emas akan kembali ke nilai yang sesungguhnya – yang memang tinggi.

Sebaliknya default value (nilai) uang kertas, saham, surat berharga mendekati nol , karena kalau ada kegagalan dari pihak yang mengeluarkannya untuk menunaikan kewajibannya –uang kertas, saham dan surat berharga menjadi hanya senilai kayu bakar.

Nah sekarang sama-sama investasi emas, mana yang kita pilih ? Koin Emas, Emas Lantakan atau Perhiasan ? Disini saya berikan perbandingannya saja yang semoga objektif sehingga pembaca bisa memilih sendiri - Agar keputusan Anda tidak terpengaruh oleh pendapat saya – karena kalau pendapat saya tentu ke Dinar karena inilah yang saya masyarakatkan.

DINAR

Kelebihan Dinar :

1. Memiliki sifat unit account ; mudah dijumlahkan dan dibagi. Kalau kita punya 100 Dinar – hari ini mau kita pakai 5 Dinar maka tinggal dilepas yang 5 Dinar dan di simpan yang 95 Dinar.
2. Sangat liquid untuk diperjual belikan karena kemudahan dibagi dan dijumlahkan di atas.
3. Memiliki nilai da’wah tinggi karena sosialisasi Dinar akan mendorong sosialisasi syariat Islam itu sendiri. Nishab Zakat misalnya ditentukan dengan Dinar atau Dirham - umat akan sulit menghitung zakat dengan benar apabila tidak mengetahui Dinar dan Dirham ini.
4. Nilai jual kembali tinggi, mengikuti perkembangan harga emas internasional; hanya dengan dikurangkan biaya administrasi dan penjualan sekitar 4% dari harga pasar. Jadi kalau sepanjang tahun lalu Dinar mengalami kenaikan 31 %, maka setelah dipotong biaya 4 % tersebut hasil investasi kita masih sekitar 27%.
5. Mudah diperjual belikan sesama pengguna karena tidak ada kendala model dan ukuran.

Kelemahan Dinar :
1. Di Indonesia masih dianggap perhiasan, penjual terkena PPN 10% (Sesuai KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/KMK.03/2002 bisa diperhitungkan secara netto antara pajak keluaran dan pajak masukan toko emas maka yang harus dibayar ‘toko emas’ penjual Dinar adalah 2%).
2. Ongkos cetak masih relatif tinggi yaitu berkisar antara 3% - 5 % dari nilai barang tergantung dari jumlah pesanan.

EMAS LANTAKAN

Kelebihan Emas Lantakan :
1. Tidak terkena PPN
2. Apabila yang kita beli dalam unit 1 kiloan – tidak terkena biaya cetak.
3. Nilai jual kembali tinggi.

Kelemahan Emas Lantakan :
1. Tidak fleksibel; kalau kita simpan emas 1 kg, kemudian kita butuhkan 10 gram untuk keperluan tunai – tidak mudah untuk dipotong. Artinya harus dijual dahulu yang 1 kg, digunakan sebagian tunai – sebagian dibelikan lagi dalam unit yang lebih kecil – maka akan ada kehilangan biaya penjualan/adiminstrasi yang beberapa kali.
2. Kalau yang kita simpan unit kecil seperti unit 1 gram, 5 gram, 10 gram – maka biaya cetaknya akan cukup tinggi.
3. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena adanya kendala ukuran. Pengguna yang butuh 100 gram, dia tidak akan tertarik membeli dari pengguna lain yang mempunyai kumpulan 10 gram-an. Pengguna yang akan menjual 100 gram tidak bisa menjual ke dua orang yang masing-masing butuh 50 gram dst.

EMAS PERHIASAN

Kelebihan Emas Perhiasan :

1. Selain untuk investasi, dapat digunakan untuk keperluan lain – dipakai sebagai perhiasan.

Kelemahan Perhaiasn :
1. Biaya produksi tinggi (sekitar 10% dari harga emasnya itu sendiri)
2. Terkena PPN
3. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena kendala model dan ukuran.

Dari perbandingan-perbandingan tersebut, kita bisa memilih sendiri bentuk investasi
emas yang mana yang paling tepat untuk kita.  

Semoga Manfaat
Wallahu A'lam.